Mengaku Cinta kepada Allah SWT,Tetapi Tidak Pernah Bershodaqoh?

Assalamualaikum Wr Wb.

Bismillahirohmanirohim
Terkadang saya tertawa sendiri,prihatin juga,karena banyak orang mengaku cinta kepada Allah hanya karena merasa sudah mampu sholat dengan khusuk,merasa mampu berpuasa bertahun-tahun atau sudah mampu melaksanakan ibadah haji berkali-kali, atau merasa sudah mampu membuka tabir makrifatulloh, tetapi tidak pernah memperhatikan fakir miskin disekitarnya, sedangkan cinta kepada-Nya adalah ridlo kepada Allah dan Rasulnya, dan ridho kepada Keduanya adalah melaksanakan apa-apa yang diperintah dan dilarang oleh ajaran agama, perintah ibadah tidaklah hanya sekedar berhenti pada maqom sholat,puasa dan haji saja atau maqom makrifat, lebih dalam dari itu adalah bagaimana ibadah yang kita lakukan itu mampu membentuk sikap welas asih, rohman rohim, kepada sesama manusia tanpa memandang suku bangsa dan agama, hablumminannas, saya ingat wejangan guru ngaji dulu,” …maad,ente harus bisa menjadikan iman di dada itu utuh, maksud ane adalah ente mesti bisa hablumminalloh dengan ikhlas tetapi juga ente kudu bisa melaksanakan hablumminannas dengan ikhlas kepada sesama manusia, bukan kepada sesama islam saja, karena islam merupakan rahmatan lil alamiin, rahmat bagi seluruh umat manusia. Iman itu adalah pengakuan dan pelaksanaan, tidak ada iman tanpa pelaksanaan, kalo pun ente sudah bisa sholat dengan benar, bisa ngaji quran dengan tartil, bisa haji tiap tahun, bisa melihat tabir rahasia alam tapi ente gak pernah perhatiin fakir miskin dan orang yang butuh bantuan di sekeliling ente, inget ya!, iman ente belum bener , apalagi ngaku cinta …jauh…jauh…astagfirullohal adzim… ”


Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan  (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.(QS 2 : 177)

Perintah dzakat,qurban dan sodaqoh adalah sesungguhnya perintah yg mengingatkan kita kepada akan keberadaan orang lain di sekitar kita, bahwa ada amanat yang Allah SWT berikan kepada kita, umat manusia, untuk saling memperhatikan kondisi alam, kondisi lingkungan, maupun kondisi orang-orang terdekat kita, ingatlah muslim ang baik itu adalah muslim yang paling banyak manfaatnya bagi lingkungan di sekitarnya. 
Entah bagaimana asal muasalnya, ada orang yang begitu rajin sholatnya tetapi begitu bakhilnya walau hanya sekedar memberi uang receh bagi pengemis, ada orang yang begitu kuatnya berpuasa tetapi hatinya tidak bergeming mendengar tangisan anak tetangga yang kelaparan, ada pak haji yang selalu pergi haji setiap tahun tetapi bicaranya selalu menyakiti tetangga. Mohon maaf, saya tidak ingin menilai , hanya Allah SWT yang berhak menilai baik atau buruk seseorang. Saya hanya ingin mengajak sedulur semua untuk lebih memperhatikan masalah berbagi kepada sesama, antara lain dengan cara infaq atau shodaqoh. Masalah shodaqoh bukanlah hanya tanggung jawab para dai, ustad, atau pun kyai apalagi pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab ibadah pribadi, oleh karena itu mulailah dari diri kita sendiri untuk mengelola perbendaharaan amal kebaikan untuk bekal kita mendapat cinta Allah SWT. Guru ngaji pernah bercerita  mengenai masalah sodaqoh…kurang lebihnya dengan bahasa cerita saya, seperti ini….

Suatu ketika Sahabat Ali ra. pulang ke rumah menjelang ashar, Sayyidah Fatimah sang istri tercinta,menyambut kedatangan suami tercinta yg seharian mencari rezeki di pasar, dengan sukacita. Setelah santai sahabat Ali ra,berkata,”maaf sayang, kali ini ane gak dapet duit sesen pun.” Sayyidah Fatimah menjawab, “ ya, gak apa-apa sayang, yang mengatur rezeki itu gak duduk di pasar, kan? Allah lah yg berkuasa mengatur rezeki hambanya.”  “Terima kasih cintaku,” jawab Sahabat Ali ra. –semakin berat rasa,mendengar jawaban istri yg solehah, walau dapur gak ngebul – kemudian sahabat Ali ra. Pergi ke masjid untuk shalat berjamaah, setelah selesai beliau pulang kembali, tetapi di tengah jalan beliau dihentikan oleh seseorang tua. Orang tua itu bertanya, “ maaf anak muda, benar ente Ali anak Abu Thalib?” Ali dgn heran menjawab,”ya betul, ada ape nih tuan?” kemudian orang tua itu mencari sesuatu di dalam tasnya sambil ngomong,”Dulu babe ente pernah ane minta menyamak kulit, belon sempet ane bayar, babe ente udah meninggal duluan. Jadi terima deh, nih upah, sebab ente adalah ahli warisnya.” Dengan senangnya Sahabat Ali ra. Menerima duit sebesar 30 dinar, dan langsung diserahkan kepada Sayyidah Fatimah,karena keperluan dapur sudah kosong, maka  Sayyidah Fatimah meminta beliau untuk berbelanja ke pasar. Sahabat Ali pun pergi ke pasar, di tengah jalan menuju pasar, beliau bertemu seorang fakir yg sedang menadahkan tangan sambil berkata,”siapakah yang mau menghutangkan hartanya kepada Allah SWT, bershodaqohlah ke ane, sebab ane musafir yg kehabisan bekal di perjalanan.”  Gak pake mikir beliau pun langsung memberikan seluruh uangnya. Sampai di rumah beliau menceritakan semua kejadian kepada istri tercinta yg heran karena beliau tidak membawa apa pun. Sayyidah Fatimah dengan tetap tersenyum, berkata,”Sayang keputusanmu sudah tepat, ane juga bakal berbuat seperti itu kalo ane yang ngalamin kejadian seperti itu,lebih baik menghutangkan harta kita kerana Allah SWT daripada karena bersifat bakhil yang dimurkaiNya, dan menutup pintu syurga untuk kite.”

Kita bukan lah Sahabat Ali ra atau pun Sayyidah Fatimah, mereka adalah hamba pilihan yg dididik langsung oleh Rasulullah SAW manusia yg berakhlak Alquranul karim. Sangat berat bagi kita untuk melaksanakan apa yg dilakukan oleh mereka seperti di dalam cerita tsb,kita ini kan sebangsa manusia yg masih “lapar” dgn keindahan dunia,kalau pun beramal sodaqoh barangkali itu pun setelah melalui pertempuran hawa nafsu yg panjang. Maksud saya di sini sekedar mengajak kita untuk mau bershodaqoh sesuai dengan kemampuan kita, sesuai dengan keikhlasan kita. Rasanya uang seribu, dua ribu rupiah atau sepiring nasi untuk tetangga yg kelaparan tidak akan membuat kita ikut jatuh miskin, sedikit lebih berarti daripada tidak berbuat apapun. Allah SWT sangatlah faham dengan watak kita sebagai ciptaanNya, Oleh karena itu Allah tidak menuntut lebih dari sesuatu yg sulit kita memberinya, Cuma 2,5 persen dari zakat harta kita sedangkan yg diminta Allah SWT pada infaq dan sodaqoh kita adalah  ikhlasnya amal , mari kita belajar mengasah empati,mengasah kepekaan nurani kita dengan infaq sodaqoh dan zakat atau kebajikan lain bagi umat manusia. Tidak usah berangan-angan membuat sesuatu yg luar biasa, tak perlu berangan-angan tentang masalah pemberdayaan umat, cukup amal sodaqoh yg biasa saja, selama hal itu mampu kita laksanakan secara ajeg (continue), Insyaallah akan memberikan pengaruh positif yang nyata bagi kita pribadi maupun keluarga dan lingkungan kita.

Pengalaman saya,cara melatih shodaqoh yg paling gampang adalah berlatih dengan memberi  seikhlasnya, lima ratus,seribu atau dua ribu kepada fakir miskin atau pengemis, atau sepiring nasi atau segelas air tanpa berprasangka buruk kepada mereka yg kita beri, semakin kita sering memberi, semakin terasahlah jiwa kita untuk memberi, saya selalu yakin bahwa memberi itu akan menerangi hati yang gelap dan keras, ada suatu kebahagiaan tersendiri ketika kita melihat senyum orang-orang yang kita bantu, belajarlah memberi walaupun mereka tidak meminta. Setiap perbuatan baik akan berujud energi yg positif dan setiap perbuatan buruk juga akan berujud energi negatif, setiap energi yg kita keluarkan akan kembali kepada kita, sunatullah dlm bahasa islam, jadi kalau kita mengeluarkan energi positif dengan bershodaqoh, percayalah energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk kebaikan yg tidak kita duga sebelumnya. Sedangkan apabila kita mengeluarkan energi negatif dengan bersikap bakhil kepada fakir miskin, berhati-hatilah karena energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk musibah yg tidak kita duga sebelumnya.

Dari Ibnu Abbas ra. Sesungguhnya Nabi SAW, mengirim muadz ke Yaman, “ selanjutnya beliau melanjutkan hadistnya, di dalamnya disebutkan,”sesungguhnya Allah telah mewajibkan shodaqoh atas harta mereka,yang diambilkan dari orang-orang kaya dan dibagikan kepada fuqoro mereka (mutafaq ‘alaih, lafadz Al bukhari, bulughul maram)

Dari Abu Said Al Khudri, Nabi SAW bersabda,”Muslim mana saja yg memakaikan pakaian kepada muslim lain yg tidak mempunyai baju, Allah akan memakaikan kepadanya pakaian syurga. Muslim mana saja yg member makan muslim lainnya yang kelaparan, Allah akan member makan kepadanya dari buah-buahan syurga. Muslim mana saja yg member minum muslim lainnya yg kehausan, Allah akan memberinya minum dari ar-rohiqul makhtum (HR Abu Dawud, Bulughul Maram)

Kalo saya boleh berandai-andai, kalau saja setiap muslim yang mampu, baik mampu harta dan perbuatannya, bisa mengamalkan shodaqoh secara ajeg, Insayaallah, tentunya bangsa ini akan menjadi kuat dan amanah.  Menyisihkan sebagian kecil dari gaji bulanan kita, setelah kebutuhan rumah tangga terpenuhi tentunya, kemudian kita salurkan kepada yang membutuhkan, akan menjadi obat bagi kejenuhan hidup . Shodaqoh akan membuat si kaya dan miskin akan saling menghormati tidak ada ketimpangan sosial yg menonjol, masing-masing akan sadar diri dan kedudukannya. Saya termasuk orang yg sudah merasakan manfaat shodaqoh bagi diri pribadi, barangkali benar ungkapan “tak kenal maka tak sayang”, bila kita tidak tahu manfaat shodaqoh maka tidak akan mau kita melaksanakannya, secara pribadi saya bisa mengatakan beberapa manfaatnya, antara lain :



  1. Kita akan dianggap sebagai orang yg beriman dan bertaqwa olej Allah SWT (menurut Alquran)

  2. Kita akan di ganjar syurga (menurut Alquran dan RosulNya)

  3. Akan mendatangkan rejeki Allah dari arah yg tidak kita duga darimana datangnya (silahkan buktikan).

  4. Akan memperpanjang umur (menurut Alquran dan RosulNya).

  5. Akan  mendatangkan pertolongan Allah SWT dan menghindarkan keburukan yg akan menimpa kita (silahkan buktikan).

  6. Akan Membersihkan harta dan hati kita, harta menjadi berkah dan hati menjadi tenang bukankah keberkahan harta dan kebersihan hati akan mendatangkan ketenangan (silahkan buktikan).

  7.  Akan menjadi manusia yg selalu bersyukur, bukankah Allah akan menambah nikmat Nya apabila kita selalu bersyukur kepadaNya (silahkan buktikan).

  8. Mempercepat kesembuhan penyakit (silahkan buktikan).

  9. Menjadikan keluarga kita tentram,anak dan istri menjadi penyejuk hati (silahkan buktikan).

  10. Mempererat hubungan persaudaraan, silaturahmi, ukhuwah islamiyah  (silahkan buktikan).

  11. Mendapatkan naungan Allah SWT  pada hari kiamat. (Hadist)

Itulah beberapa manfaat yg saya rasakan dari melakukan shodaqoh, manfaat itu saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi kecuali tentunya masalah iman dan taqwa serta syurga hehehehe karena yg tahu itu kan hanya lah Allah SWT, sedangkan masalah umur saya membuktikannya berkaitan dengan ibu saya sendiri, ini sekedar  berbagi tentang kekuasaan Allah SWT, bahwa ibu saya lama mengalami sakit yg berkepanjangan, setelah saya meminta saran kepada guru ngaji, saya disarankan untuk bershodaqoh, agar penyakitnya disembuhkan dan dipanjangkan umur, Alhamdulillah saya melakukan shodaqoh di setiap ada “kereteg” hati dengan niat untuk kedua orang tua, terutama untuk ibu saya, Alhamdulillah Allah membuka jalan untuk kesembuhan penyakit dan sepertinya kok ya sehat aja, pun tetap kadangkala kumat juga, walau menurut dokter dan “orang pinter”  tidak akan bertahan lama, setiap kondisi ibu kritis, saya melipatgandakan shodaqoh saya. Dan yang membuat saya bingung adalah ketika kurang lebih sebulan sebelum ibu meninggal dunia, saya kok sulit sekali bershodaqoh, sudah diniatkan tetapi kok rasanya berat atau seringkali terlupa, aneh, sampai beberapa lama hal itu menjadi beban fikiran, sampai saya mendapat jawaban  dengan meninggalnya ibu saya, walahualam.

Semoga Allah SWT menghindarkan kita dari sifat meminta-minta, malas dan bakhil, alias pelit,koret,pedit, kikir  dan sejawatnya, karena sifat-sifat tersebut akan mengundang kebencian manusia dan mengundang laknat Allah SWT. Mari kita belajar untuk mencintai sesama  dengan berbagi, agar kita pun mendapat cinta Nya, jadi jangan dulu mengaku cinta kepada Allah SWT kalau kita belum mampu bershodaqoh kepada sesama, khususnya para fakir miskin dan dhuafa. Shodaqoh itu memang luas, shodaqoh ilmu , shodaqoh tenaga, doa saja merupakan shodaqoh, menjadi teman sholat bagi yg terlambat berjamaah merupakan shodaqoh, atau pun lainnya tetapi yang utama dan yg diminta oleh Allah dan Rasulnya adalah shodaqoh berupa harta kekayaan, sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT.

Seringkali kita mendengar perkataan, “boro-boro mau sedekah, buat makan sehari-hari aja sudah susah,” hati-hatilah dengan perkataan kita, benarkah kita tidak mampu? Atau perkataan itu keluar dari hawa nafsu kita yang bakhil?, jangan menutup pintu rezeki kita dengan perkataan semacam itu, Allah SWT itu sesuai dengan prasangka hambaNya, bagaimana kalau seumur hidup kita nanti tidak mampu bershodaqoh, alias selalu saja kekurangan rezeki/harta?.

Sahabat Ali ra. Berkata, “ Allah SWT sangat mengistimewakan sebagian para hambaNya,dengan anugerah kekayaan dariNya guna dapat dinikmati  juga oleh hamba-hambaNya yang lain. Maka Dia pun membiarkan harta di tangan mereka (orang kaya) selama mereka mau menggunakannya untuk kepentingan orang banyak, tetapi jika mereka hanya menggenggamnya untuk diri sendiri, niscaya Dia akan mencabut nya dari mereka dan memindahkannya kepada orang lain.”

“Wahai anak adam! Berinfaqlah,pasti Aku akan limpahkan karunia kepadamu, Sesunguhnya Yaminullah (gudang nikmat dan kelebihanNya)  sangat penuh berlimpah ruah, tidak akan susut sedikitpun  siang ataupun malam (Hadist Qudsi)

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puja dan puji hanyalah milik Allah SWT

Prabumulih, 1 Januari 2012

Comments

Popular posts from this blog

Mimpi bertemu Waliyullah (Tanya Jawab)

ASMA ROSUL NUR MUHAMMAD SAW...

Doa Tolak Bala/Santet...