Maulid Nabi, Antara Harapan dan Kenyataan…

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS Al Ahzab : 56)

Rabiul awal adalah bulan di mana sebagian besar umat islam begitu sibuk dengan perayaan kelahiran Nabi Mulia Muhammad saw, Nabi terakhir, Nabi bagi seluruh manusia. Menurut kesepakatan sebagian besar ulama dinyatakan beliau lahir pada hari senin tgl 12 Rabiul Awal pada th gajah, walaupun ada beberapa sejarawan muslim menyatakan lahirnya adalah tgl 9 atau 10 Rabiul Awal. Hanya saja sebagian besar ulama di Indonesia ini mempercayai hari lahir beliau pada tgl 12 Rabiul Awal. Semua umat islam mungkin sepakat bahwa perayaan maulid Nabi itu diadakan dengan niat untuk membangkitkan ghirrah (semangat), dalam meneladani perilaku Nabi Muhammad saw. Awal mula sejarah maulid Nabi saw sendiri di mulai pada saat Salahudin Al ayyubi yang ingin merebut kembali Masjidil Aqsa di Yerusalem, melihat semangat ibadah umat pada saat itu yang mulai melemah maka dicarilah cara agar umat islam pada saat itu bisa bangkit kembali semangatnya, maka diadakanlah acara maulid Nabi Muhammad saw untuk pertama kalinya, dan hasilnya sungguh luar biasa, semangat jihad umat islam bangkit kembali dan pada akhirnya mampu merebut kembali Masjidil Aqsa di Kota Yerusalem.

Perayaan Maulid Nabi saw diadakan untuk meneladani perilaku Beliau, mengapa? Tidak lain karena perilaku beliau adalah contoh perilaku yg sempurna dari seorang manusia (hamba), beliau berakhlak alquran, adakah contoh yg lebih baik daripada akhlak alquran? Subhanallah! Alquran berjalan ini begitu sempurna menampilkan contoh kehidupan manusia, bagaimana beliau bersikap dlm setiap situasi…. Laqod kaana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah….sebagaimana perkataan sayyidah Aisya ra. Ketika beliau ditanya tentang akhlak Nabi Mulia saw, “Akhlak rasulullah adalah alquran.” Masalahnya adalah banyak di antara kita, termasuk saya, justeru melihat kesempurnaan contoh ini sebagai beban. Kenapa menjadi beban? Ini berkaitan dengan hawa nafsu kita yang memang jarang kita kontrol, sehingga kebaikan akan tampak begitu berat sedangkan keburukan akan terasa begitu ringan. Karena merasa berat inilah penyebab semakin jauhnya umat akan sunah-sunah beliau, di sinilah letak kepentingan diadakannya perayaan Maulid Nabi saw. Dengan perayaan Maulid diharapkan agar umat mampu mengenal kemuliaan beliau sehingga mampu juga membangkitkan semangat untuk melaksanakan sunah-sunah beliau.

Idealnya, Maulid Nabi saw dengan berbagai rangkaian kegiatannya-pembacaan alquran, pembacaan barjanzi, maulid simtuddurrar, taushiah, dan doa- Seharusnya mampu menyentuh qalbu kita untuk meneladani Nabi saw yang pada akhirnya akan mendekatkan kita kepada Allah swt. Nabi Mulia saw tidak ingin memberatkan umatnya dengan standar ibadah beliau, tidak usah berfikir seratus persen mencontoh beliau, ambillah sunah beliau yang ringan-ringan terlebih dahulu, semampu kita saja, dengan sedikit paksaan insya Allah! Sedikit demi sedikit hidayah Allah swt akan masuk ke dalam qolbu kita.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS Al-Ahzab : 21).

Katakanlah : "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Imran : 31).
Mari kita lihat bagaimana perayaan Maulidurrasul sekarang ini, terkadang saya bingung juga melihat kenyataan yang ada. Rasanya belum seimbang antara gegap gempita perayaan Maulid Nabi saw dengan perubahan yang nyata di dalam diri kita apalagi perubahan umat pada umumnya. Mungkin pertanyaan saya ini adalah sebuah pertanyaan yang banyak menggayuti benak banyak orang, kenapa tidak ada perubahan yang berarti padahal setiap tahun umat ini merayakan Maulid Nabi saw. Barangkali ada yang salah dengan cara maulid kita, “ruh” nya seperti hilang.

Sebagai pelaku dan pendukung maulid, saya memiliki beberapa catatan tentang pelaksanaan maulid, antara lain sebagai berikut.

Pertama, acara ini sudah mulai bergeser maknanya, kenapa? kalau kita perhatikan seringkali lebih banyak euforia nya ketimbang hikmahnya, lebih banyak hiburannya ketimbang muhasabahnya, lebih banyak nilai gengsinya ketimbang ikhlasnya. Saya tidak ingin menyalahkan ketika ada sebagian umat yang begitu antusiasnya merayakan maulid dengan menyalakan kembang api, dan mengundang penceramah yang artis, hanya saja rasanya perlu dikaji ulang perayaan yang model begini. 

Kedua, banyak penceramah yang pada saat maulid, memberi taushiah yang kurang membahas perilaku nabi, barangkali ini berkaitan juga dengan selera umat yang lebih senang kepada penceramah yang menghibur ketimbang penceramah yang berkhidmah kepada Rasulullah dan Allah swt. Selesai maulid apa yang di dapat tentang sunah atau perilaku Nabi Mulia saw? Sedikit sekali, kalau tidak boleh saya sebut tidak ada sama sekali, kecuali bahwa ustadnya lucu dan banyak humor. Sungguh beberapa kali saya bertanya kepada jamaah maulid, jawabannya 85% adalah seperti yang sebutkan di atas. 

Ketiga, adalah sikap dan niat para penyelenggara maulid, bahwa perayaan maulid ini harus meriah gempita. Mereka lupa bahwa Maulid itu bukan acara hiburan, melainkan acara ibadah (ngaji). Kalau konsep dasarnya harus meriah maka jangan heran kalau pemilihan materi acara juga akan mengarah kepada kemeriahan dan melupakan tujuan utama yaitu mengenal dan mencontoh sunah-sunah Rasulullah saw. Meriah boleh saja akan tetapi harus lebih besar porsinya kepada pencapaian ilmu yang akan diperoleh para jamaah Maulid.

Sewaktu saya masih suka datang ke acara pengajian Majelis Rasulullah pimpinan Alhabib Munzir Al-Musawa, saya cukup terkesima dengan begitu banyaknya anak muda, ribuan, yang dengan antusias mengkaji tauladan kehidupan Rasulullah saw.  Mereka dengan semangat mudanya begitu antusias sekali dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad saw, walaupun terkadang agak lepas kontrol juga. Akan tetapi terlepas dari segala kekurangan, hal seperti inilah yangg semestinya terus dikembangkan, anak muda harus diajar untuk meneladani akhlak Rasulullah saw, mengidolakan Rasulullah saw dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan mengidolakan beliau insya Allah akan mampu mencegah mereka dari  ketimpangan moral dan akidah.

Barangkali kesimpulan saya tentang belum adanya perubahan yang berarti dari umat tidak tepat. Saya selalu berharap perayaan Maulid ini mampu membawa setiap pribadi muslim untuk mengenal lebih jauh lagi tentang Nabinya, sehingga dengan mengenal akan menimbulkan cinta dan dengan kekuatan cinta itulah yang akan mampu merubah perilaku ibadahnya. Jikalau setiap jamaah maulid Nabi ini dapat “tercerahkan” qolbunya, insya Allah dia akan mampu menularkan kepada pribadi muslim lainnya. Sehingga Maulid ini juga dengan sendirinya akan mampu mengangkat negeri ini dari keterpurukan. Sebagaimana Salahudin Al Ayyubi mampu menggugah semangat umat islam dlm merebut Masjidil Aqsa. Amiin.

Terlepas dari semua kekurangan di dalam pelaksanaannya, perayaan Maulid Nabi Mulia saw adalah salah satu bentuk luapan kecintaan umat kepada Nabinya. Guru saya pernah berpesan,”ente musti sadar bahwa apapun bentuk kecintaan itu janganlah pernah dilepaskan dari bershalawat kepada Rasulullah, adakan dan rayakan maulid beliau semeriah mungkin dan sehikmat mungkin sebagai bentuk dakwah, tetapi jangan pernah lupa bershalawat lah! Karena itu adalah sebaik-baik bentuk rasa cinta kepada rasulullah.”

 Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS Ali Imran :144)

Ya Nabi Salam Alaika…
Ya Rosul salam alaika…
Ya Habib salam alaika…
Shalawatullah alaika…

Baca juga Maulid Nabi : Perbanyak shalawat kepada Nabi di sini




Prabumulih, 9 Februari 2012

Comments

Popular posts from this blog

Mimpi bertemu Waliyullah (Tanya Jawab)

ASMA ROSUL NUR MUHAMMAD SAW...

Doa Tolak Bala/Santet...