Pelajaran Istighfar dari Imam Ali Ra.

Bismillahirohmanirrohim
Assalamualaikum wr.wb.
Bicara tentang istighfar, tentunya semua muslim di dunia ini telah mengenal dengan baik, apakah itu berkaitan dengan artinya ataupun fungsinya. Tetapi terkadang kita, baik itu secara tidak sengaja ataupun disengaja, tidak menyadari betapa agungnya kalimat ini, terkadang kita mengucapkan kalimat ini dengan tertawa atau sambil lalu, pada saat kita sedang bicara dengan kawan-kawan kita. Nah, hal inilah yang pernah terjadi pada masa Imam Ali Ra. Beliau begitu marahnya ketika melihat seseorang sambil tertawa mengucapkan kalimat istighfar, beliau berkata,”sungguh Celaka ibumu telah melahirkanmu, tahukah engkau apa yang telah engkau ucapkan sambil tertawa itu? Itu adalah kalimmatulilliyyin, kalimat yang diucapkan oleh orang-orang yang tertinggi (kedudukannya) di hadapan Allah swt.” Ada beberapa makna kalimat istighfar menurut Imam Ali Ra, yang patut kita renungi. Mari kita lihat satu per satu.
Pertama, kalimat istighfar, adalah kalimat penyesalan yang mendalam di dalam hatimu, tahukah saudara? apa yang Allah swt ucapkan ketika kita mengucapkan Astaghfirullahal adzim, Allah berseru,”Hai malaikatku dia mengucapkan ampunan ke hadapan-Ku, wahai malaikat-Ku seluruhnya, saksikanlah Aku ampuni seluruh dosa-dosanya. Jadi marilah kita mengucapkan istighfar dengan seolah-olah kita sedang berhadapan dengan Dzat yang maha agung, Dzat yang menentukan nasib kita, sungguh kita tidak tahu apa yang Allah swt telah tentukan bagi kita.

Kedua, Kalimat Istighfar berarti kita berniat untuk meninggalkan perbuatan dosa yang telah kita lakukan, berniatlah dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkan perbuatan yang dilarang oleh Allah swt.

Ketiga, Ketika kita mengucap Astaghfirrullahaladzim, ingatlah akan hak-hak hamba allah yang harus dikembalikan. Ini yang paling berat, dosa kepada manusia lebih berat dibandingkan dosa kepada Allah swt, kenapa? Allah swt adalah dzat yang arhamarahimiin, Dzat yang maha pengasih diantara para pengasih, dengan taubat nasuha Insyaallah dosa kita diampuni-Nya, tetapi bagaimana dengan dosa kepada sesama manusia? Tidaklah berarti ampunan Allah swt manakala kita di akhirat dituntut pertanggungan jawab atas dosa kita terhadap sesama manusia.

Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah saw. Lalu berkata,” Ya Rasulullah, sungguh aku telah memfitnah si fulan dan kini dia telah meninggal dunia, bagaimana kah aku dapat meminta maaf kepadanya, bukankah Engkau telah berkata bahwa dosa kepada sesama manusia lebih berat daripada dosa kepada Allah swt, bagaimana jikalau aku dituntut di akhirat kelak.” Kemudian Rasulullah berkata,”Beristighfarlah untuknya tetapi bila itu berkaitan dengan materi, carilah ahli warisnya.”
Berkaitan dengan dosa kepada sesama manusia, beristighfar memohon ampun kepada Allah swt tidak merubah kewajiban kita untuk mengembalikan hak-hak hamba Allah (yang bersifat materi) yang telah kita dzolimi. Lantas bagaimana jika orang yang dimaksud telah meninggal dunia, maka kembalikanlah haknya itu kepada ahli warisnya. Bagaimana jikalau kita tidak mengetahui keberadaan ahli warisnya atau sudah tidak ada? Guru ngaji saya berkata,”Bersedekahlah dengan barang tersebut atau dengan sejumlah uang yang setara untuknya lalu beristighfar untuknya dan taubatlah dengan taubatan nasuha,fainsyaAllah, Allah swt akan mengampunimu.”

Ada kisah yang menarik berkaitan dengan dosa ini, Ibnu Mubarak, seorang sufi besar, suatu ketika bersama muridnya pergi melaksanakan ibadah haji, setelah selesai melakukan ibadah haji, Beliau pergi ke pasar untuk membeli kacang arab. Beliau membeli sebanyak lima kilogram, pada saat ditimbang sebanyak lima kilogram ada seraup kelebihan kacang yang jatuh, lalu kelebihan tersebut diambil dan dimasukan ke dalam kantong oleh Beliau tanpa seijin pedagang yang bersangkutan. Pada saat telah sampai di Mesir, Beliau bermimpi dan di dalam mimpinya beliau ditanya,” Ya Ibnu Mubarak apa yang engkau inginkan? Beliau berkata,” Aku ingin haji ku diterima, lalu makhluk itu berkata,”Ya Ibnu Mubarak tidak ada satupun yang kulihat dari nilai hajimu, Beliau berkata,”mengapa tidak ada satupun pahala hajiku? Makhluk itu berkata lagi,” Ya Ibnu Mubarak bukankah engkau mengambil seraup kacang arab yang bukan hak mu,” maka menangislah Ibnu Mubarak. Kemudian esok harinya Beliau bersama muridnya kembali ke Mekah untuk meminta maaf dan mengembalikan seraup kacang arab tersebut. Sesampai di Mekah ternyata pedagang tersebut telah meninggal dunia, menangislah Beliau, kemudian Allah swt memberi petunjuk akan keberadaan ahli waris pedagang tersebut.kemudian singkat cerita Beliau mengunjungi satu per satu ahli waris si pedagang tersebut,untuk meminta maaf, yang berada di Mekah, thaif, mizan dan ghizan.Subhanallah! bayangkan bagaimana dengan para koruptor yang telah mendzolimi umat ini?

Keempat, Kalau kita dahulu, dengan nikmat yang Allah swt berikan, kita tertawa ketika berbuat dosa/maksiat maka menangislah ketika kita beristighfar, karena Allah swt masih memberikan kesempatan untuk bertaubat. Menangislah ketika beristighfar agar tiap tetesan airmata menjadi saksi atas segala pertaubatan kita.

Kelima, Kalau kita dahulu,dengan nikmat yang Allah berikan, mengeluarkan harta ketika bermaksiat maka keluarkanlah lagi harta itu (sedekah) untuk menebus dosa-dosa kita.Bersedekah itu menerangi dan melembutkan hati dan juga menolak bala. Hati yang terang (hidup) dan lembut membuat kita lebih mudah menerima kebenaran, dan kebenaran itu akan membimbing kita kepada Allah swt.

Marilah kita memperbanyak istighfar, karena kita tidak pernah lepas dari dosa dan kita tidak pernah tahu kapan kita akan kembali kepada-Nya.Mari kita lazimkan istighfar, barangsiapa yang melazimkan atau memperbanyak beristighfar sebanyak 70 kali,100 kali atau lebih maka Allah swt berjanji akan memberikan ketenangan dari setiap kegelisahan hidup kita, dan memberikan kelapangan dari setiap kesempitan hidup kita.

Astaghfirullahal adzim 3x
Alladzi laailaha ilaa al hayul qoyyum wa atubu ilaiik
Ya Allah Ampuni dosa-dosa kami dan dosa kedua orang tua kami.
Ya Allah, sungguh lidah ini jarang sekali beristighfar kepada-Mu, Ampunilah kesombongan kami ya Rab.
Ya Allah, bantulah kami untuk taat kepada-Mu, jadikan sisa umur kami untuk selalu beribadah kepada-Mu.
Ya Allah, Bimbinglah kami di dalam menjalani kehidupan di dunia ini, tetapkan iman islam kami dan juga anak keturunan kami.

Jakarta 24 April 2013

Comments

Popular posts from this blog

Mimpi bertemu Waliyullah (Tanya Jawab)

ASMA ROSUL NUR MUHAMMAD SAW...

Doa Tolak Bala/Santet...