Be Happy, Let's work hard and Be successful

Bismillahirohmmanirrohim

Assalamualaikum wr.wb.

Pernah mendengar atau membaca kata-kata ini,Be happy, lets work hard, and be successful, ya! ini merupakan kata-kata inspiratif yg diucapkan oleh seorang Mario teguh. Memahami kata-kata tersebut, saya teringat dengan istilah di dalam islam yang sangat familiar bagi telinga kita yaitu tentang bersyukur, ikhtiar dan tawwakal yg seringkali orang lupa bahwa ketiga hal tersebut merupakan tiga pilar penting untuk mencapai apa yang kita namakan dengan “kebahagian dunia akhirat”. Kenapa ini saya sebut sebagai tiga pilar penting untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat? ketiga hal tersebut berkaitan erat dengan proses hidup berkehidupan bagi seorang hamba yang hanya bergantung kepada Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan yang menguasai hajat hidup hambanya atau makhluknya. Mari kita lihat satu persatu ketiga hal tersebut.
Pertama adalah bersyukur, syukur dalam islam adalah sebuah ungkapan rasa, sikap, perbuatan dan pengakuan “terimakasih” kepada Allah swt  atas segala nikmat dan karunia yang diberikan-Nya.
Syukur merupakan ibadah yang sangat mendasar dan mendasari seluruh kegiatan ibadah yang ada di dalam islam, karena tanpa diperintah pun semestinya sikap mensyukuri segala apa yang ada pada dirinya akan muncul dengan sendirinya dari nurani yang terdalam.Dengan bersyukur hati menjadi terang dan fikiran menjadi tenang, jikalau hati dan fikiran menjadi tenang maka akan mudah ide-ide kreatif muncul di dalam kita merumuskan ikhtiar apa yang akan kita lakukan.Allah swt akan mengilhamkan kita apa-apa yang tidak kita sadari sebelumnya.
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Annahl:18)

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS Annahl:78)

kebahagiaan seorang manusia adalah berkaitan dengan rasa ridho, penerimaan atas segala sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah bagi dirinya, ridho atas segala yg kita miliki merupakan dasar dari rasa bahagia. Bahagia adalah “rasa” bukan sesuatu yg bisa dibeli ataupun ditentukan oleh unsur external manusia.Ketika manusia mampu membentuk rasa bahagia bagi dirinya dengan “ridho”, maka setiap adanya pertambahan nikmat maka dia akan bersyukur dan apabila terjadi sebaliknya maka dia akan bersabar. Sabar adalah sebagian dari rasa syukur, tidak mungkin seorang hamba bisa bersyukur tanpa dia bisa bersabar.Be happy! Bersyukurlah dengan apa yg ada pada kita, fa insyaallah,Dia akan menambah perbendaharaan nikmat-Nya kepada kita.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim:7)

Kedua, Ikhtiar,merupakan rangkaian tindakan yang didasari oleh rasa syukur dan sabarnya seorang hamba atas segala ketentuan Allah swt baginya. Seorang hamba wajib berikhtiar bagi penghidupannya di dunia,bahwasannya setiap hamba dibekali nafsu untuk memiliki sesuatu yang dianggap mampu memberikan rasa bahagia bagi dirinya, adalah ketetapan yang pasti dari –Nya , di sinilah peran rasa syukur dan sabar diperlukan sebagai pengendali dari tindakan ikhtiar tersebut.Ikhtiar yang dilakukan tanpa didasari oleh rasa syukur dan sabar,sekedar mengedepankan hawa nafsu hanya akan mendatangkan kelelahan,kecemasan dan rasa sombong saja. Alih-alih mendapatkan kebahagian, kenyataannya malah menjauhkan dirinya dari rasa bahagia yang hakiki.Rasa syukur dan sabar dalam beriktiar atau berusaha, berperan dalam melahirkan sikap ulet,sportifitas,profesionalisme dan empati, sikap ini akan menjelma dalam bentuk etika/ahlak bisnis yang mulia. Etika atau ahlak mulia tersebut akan melahirkan tindakan kesetiakawanan sosial, dzakat, sadaqoh,dsb.  sebagai bentuk rasa syukur dalam perbuatan.Let’s work hard! Berikhtiarlah di hamparan dunia dengan disertai rasa bersyukur dan sabar sehingga apapun ikhtiar yang kita lakukan dapat dipastikan dilakukan secara sungguh-sungguh, professional,dan amanah,tanpa harus menghalalkan segala cara.

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung".(QS Al Jumu'ah:10)

Ketiga, Tawwakal, berserah diri atas ketentuan Allah swt setelah seorang hamba berikhtiar dengan etika  mulia yang didasari oleh rasa bersyukur dan sabar. Seorang hamba yang selalu bersyukur di dalam ikhtiarnya akan selalu menyerahkan hasilnya kepada Allah swt. Tidak ada kecemasan baginya, karena dia sadar bahwa kewajibannya hanyalah berikhtiar semaksimal mungkin, adapun ketentuan hasilnya dia serahkan kepada Allah swt, apabila ikhtiarnya berhasil maka dia semakin bersyukur dan apabila gagal maka dia akan semakin bersabar di dalam ikhtiarnya. Sebaliknya manusia yang tidak pernah bersyukur dan ikhtiarnya hanya berdasarkan hawa nafsunya saja,jangan harapkan dia bertawwakal kepada-Nya, kecemasan bergelayut menanti hasil, segala cara dilakukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan harapannya.

Kesuksesan antara lain ditentukan oleh mantapnya kondisi psikologis atau kondisi mental yang baik, usaha yang ulet dan professional, serta  sikap di dalam menyikapi keberhasilan atau kegagalan suatu  usaha.Bersyukur membentuk sikap mental yang baik dan  kuat, kondisi mental yang baik akan membentuk konsep berikhtiar yang baik pula.Adapun  tawwakal,mampu membimbing kita di dalam  menentukan tindakan terbaik kita di dalam menyikapi suatu keberhasilan atau pun kegagalan usaha.  Tidaklah dikatakan sukses jikalau ikhtiar yang dilakukan dengan menghalalkan berbagai cara, suksesnya suatu usaha atau ikhtiar harus dilihat dari proses yang dijalankannya. Tawwakal melahirkan sikap tidak gampang menyerah,sikap inilah yang banyak menentukan kesuksesan seseorang. So, be success!
“Hai Manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?” (QS Faathir : 3)

“Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Tuhanku Maha kaya (tidak membutuhkan sesuatu) lagi Mahamulia” (QS An-Naml : 40)

Wallahu a'lam bi shawab

Wassalamualaikum wr.wb.


Jakarta, 7 Mar '13

Comments

Popular posts from this blog

Mimpi bertemu Waliyullah (Tanya Jawab)

ASMA ROSUL NUR MUHAMMAD SAW...

Doa Tolak Bala/Santet...